Senin, 06 Juni 2011

Gambaran Sepintas Desa Penyaringan


Kalau Anda datang dari Gilimanuk - ke Bali lewat darat, tidak sampai 2 jam menikmati perjalanan menuju Denpasar, Anda akan sampai di Kecamatan Mendoyo, kemudian melewati jembatan sungai Biluk Poh (pojok kiri bawah pada gambar) maka Anda sudah sampai ke gerbang desa Penyaringan, ditandai dengan gapura atau Candi Bentar yang tinggi anda kemudian akan menemukan sebuah patung kuda putih yg menjadi lambang Desa Penyaringan.
11 Km dari Kota Negara, menuju Kantor Desa Penyaringan, 8-22'33'' S, 114-42'31" E
Gambar diatas hanya menunjukkan sebagian kecil saja dari Desa Penyaringan, karena sebetulnya Penyaringan yang memiliki 13 (tiga belas) Banjar luasnya membentang dari puncak gunung di bagian Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, hingga lepas pantai di bagian Selatan.
Desa ini dikenal pertaniannya karena sebagian besar tanahnya ditanami padi dan tanaman-tanaman kebun seperti Kelapa dan Kakao (cokelat). Meskipun demikian umumnya penduduknya sudah sangat jarang yg benar benar menjadi petani. Selain lahannya yang sudah semakin sempit, harga jual padi yang rendah sudah tidak bisa diandalkan untuk menggantungkan hidupnya. Akibatnya banyak penduduk yang mengambil sambilan kesana-sini. Bagi yang memiliki keahlian umumnya mereka menyambi dengan pekerjaan menjadi kuli bangunan, tukang ukir atau berdagang, sementara yang tidak memiliki keahlian biasanya mereka menjadi buruh tani di lahan sekitarnya. 
Berbeda dengan daerah Bali umumnya, di Penyaringan kita akan jarang menemukan jenis2 kesenian khas Bali, kecuali seni Jegog atau Rindik yang merupakan jenis2 musik tradisional khas Bali bagian Barat.

5 komentar: